Wanita Langka di Zaman Riya: Ketika Iman Lebih Indah dari Sorotan Dunia

Wanita Langka di Zaman Riya: Ketika Iman Lebih Indah dari Sorotan Dunia

قال رسول الله ﷺ: الحياءُ شعبةٌ من الإيمان. (متفق عليه)

Ada jenis kecantikan yang tak bisa ditiru filter dan tak bisa disembunyikan kamera.
Itu bukan tentang kulit yang mulus atau senyum yang manis, tapi tentang jiwa yang malu karena takut kehilangan pandangan Allah.

Di zaman di mana dunia menilai dari followers dan wajah disulap jadi “brand”, wanita beriman jadi langka — seperti gagak putih dalam sabda Nabi ﷺ.
Ia tak perlu jadi pusat perhatian, karena ia tahu: yang mengenalnya Allah sudah cukup.

Wanita langka itu bukan tak terlihat, tapi tak ingin terlihat sembarangan.
Ia sadar aurat bukan beban, tapi mahkota. Ia menolak dijadikan tontonan karena tahu dirinya terlalu berharga untuk dilelang dengan komentar.
Ia tidak menolak modernitas, tapi ia memilih tidak menjual kesucian demi validasi.

Ketika dunia berkata: “Tunjukkan dirimu agar dianggap cantik”,
ia menjawab dalam diam: “Aku sudah cantik dalam pandangan Rabb-ku.”

Dia adalah yang berjalan di bumi tapi hatinya tersambung ke langit.
Yang memilih diam saat bisa pamer, memilih tunduk saat bisa menantang.
Bagi dunia, ia biasa; tapi bagi malaikat, ia luar biasa.

Dia tahu bahwa pakaian tak hanya menutup tubuh, tapi juga menenangkan hati.
Hijabnya bukan simbol gaya, tapi perisai dari badai pandangan dan rayuan dunia.

Zaman ini mencetak banyak bintang, tapi sedikit cahaya.
Banyak yang bersinar di layar, tapi redup di hadapan Allah.
Namun di antara gemerlap palsu itu, akan selalu ada satu jiwa yang menolak jadi bagian dari sandiwara.

Dia tetap menunduk di tengah hiruk-pikuk, tetap sabar di tengah cibiran, tetap lembut meski diuji kerasnya dunia.
Karena ia tahu, surga bukan untuk yang paling viral, tapi untuk yang paling sabar.

Dialah wanita langka di zaman riya.
Yang tidak sibuk mempercantik wajahnya di depan manusia, tapi memperindah doanya di hadapan Tuhan.
Yang tidak mengejar sorotan dunia, tapi cahaya rahmat yang abadi.
Yang ketika dunia menilai dari luar, Allah menilai dari dalam.

Maka wahai para wanita,
jadilah gagak putih itu — langka tapi terjaga.
Jadilah bunga yang tumbuh di tengah padang duri — wangi tanpa perlu menampakkan diri.
Jadilah rahasia yang Allah lindungi, bukan konten yang dunia konsumsi.

Sebab di balik kesunyianmu, ada doa yang mengguncang langit.
Dan di balik hijabmu, ada malaikat yang menunduk hormat.

“Tak perlu seluruh dunia mengenalmu, cukup Allah yang tahu betapa kau menjaga dirimu.”
Itu sudah cukup untuk menulismu di daftar wanita langka —
yang akan disambut surga dengan senyum malaikat.

Penulis : Ust Muhammad Hidayatullah – Bidang PSQ (Pengembangan Studi Al Qur’an) Dewan Dakwah Jatim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *