Haflah Idul Fitri 1446 H

Haflah Idul Fitri 1446 H

Ahad, 28 Syawal 1446 H yang bertepatan tanggal 27 April 2025 Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Timur mengadakan Haflah Idul Fitri di Probolinggo. Menurut panitia yang disampaikan langsung oleh Ketua DDII Kota Probolinggo Drs. Suhadak, M.Si., bahwa acara dihadiri oleh pengurus DDII Propinsi Jawa Timur, pengurus DDII Kabupaten-Kota se-Jawa Timur dan simpatisan, serta utusan ormas di Kabupaten dan Kota Probolinggo: NU, Muhammadiyah, Al-Irsyad, Persis, dan MUI. Istimewanya juga dihadiri Bapak Agus Imantoro dari Bakesbangpol Jawa Timur mewakili Gubernur Jawa Timur dan Walikota Probolinggo dr. H. Aminuddin, Sp.OG.,(K)., M.Kes. Jumlah peserta yang hadir di Masjid Syuhada komplek SMKN Probolinggo lebih dari 850 orang.

Walikota Probolinggo yang mantan aktivis HMI dalam sambutan dan pengarahannya mengucapkan terimakasih terhadap DDII Jawa Timur yang menempatkan haflah tahun ini di Probolinggo. Ia berkata, “Kami tidak mengarahkan DDII, sebab orang-orang Dewan Dakwah sudah terarah, jadi tidak perlu diarahkan.” Ternyata Sang Walikota sudah memiliki gerakan shalat subuh berjamaah dan itu sebagai tiket untuk membangun Probolinggo.

Selanjutnya KH. Fathur Rahman, M.Pd. sebagai Ketua DDII Jawa Timur dalam sambutannya menyampaikan pentingnya sinergi dalam mengahdapi probematika umat. Ia mengatakan, “M. Natsir dalam mengembalikan NKRI dari RIS dengan bersinergi dengan siapa saja.” Oleh karena itu, maka literasi pemuda yang digagas oleh Ketua Umum DDII Pusat direspon langsung oleh DDII Jawa Timur dengan mengadakan lomba menulis artikel tentang peran M. Natsir. Alhamdulillah bisa berjalan dengan lancar.

Acara puncak adalah tausiah Haflah Idul Fitri yang disampaikan secara langsung oleh Ketua Umum DDII Pusat H. Adian Husaini, M.Si., Ph.D. Beliau adalah seorang dokter, dokter hewan. Dalam kelakarnya, bahwa dokter hewan itu lebih tinggi dari dokter lainnya, sebab dokter hewan berhubungan dengan obyeknya hewan yang tidak bisa berkomunikasi. Sehingga lebih sulit untuk mendeteksi permasalahan obyeknya.

Menyambut Indonesia Emas 2045 DDII memberikan usulan, bahwa indikasi kemajuan suatu Negara tidak mutlak ditentukan dari indek income perkapita penduduknya, namun juga harus diukur dari indek ketakwaan penduduknya. Menurutnya ini adalah amanah konstitusi, ia menukil UUD 1945 pasal 31 ayat 3 “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”

Menurutnya nilai-nilai Islam memiliki spirit yang universal untuk meningkatkan dan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia mencontohkan, bahwa prinsip dan habituasi kejujuran dilaksanakan dengan konsekwen di Finlandia sehingga pendidikan di sana menjadi pesat dan maju. Prinsip tersebut adalah nilai Islam yang banyak ditinggalkan oleh umat Islam sendiri. Demikian pula prinsip etos kerja yang diterapkan di Korea Utara yang mencoba menyaingi prinsip Bosido Jepang. Bukankah prinsip tersebut merupakan nilai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad agar umat Islam tidak lemah dan malas. Namun kenyataannya umat Islam masih banyak tertinggal dalam hal etos kerja. Sehingga secara faktual umat Islam memiliki tunggakan implementasi nilai-nilai yang diajarkan oleh Islam. Oleh karena itu DDII memiliki peran penting bersama ormas Islam lainnya untuk menjawab tantangan zaman.

Saat ini merupakan momen strategis dalam alih kepemimpinan peradaban. Dimana dengan adanya genosida terhadap penduduk Gaza di Palestina yang notabene dilakukan oleh Zionis Israil dan pendukung adalah sebagai kuburan peradaban barat. Pendukungnya adalah Negara-negara adi kuasa dari barat dan Islam lahir sebagai pembangun peradaban umat manusia. Menurutnya, “Coba baca prinsip toleransi  beragama!” Termasuk dalam peran secara nasional, maka Dewan Dakwah memiliki figur M. Natsir yang telah terbukti mengembalikan kedaulatan Negara dalam bingkai NKRI pada 3 April 1950 yang dikenal dengan Mosi Integral Natsir. Oleh karena itu, “Mari mengokohkan NKRI dengan akhlakul karimah!”

(Reporter: Agus Salim, M.Pd. (Koordinator Bidang Pemikiran Islam dan Ghazwul Fikir DDII Kab. Sidoarjo)